Ali Akbar; Tawaran Dokumen Calon Bupati Altenatif.

Kamis, 14 Maret 2024.01:36 WIT.

HAL-TENG PERSKPKNEWS.COM. Soal Pemilihan Kepala Daerah yang akan digelar pada bulan November mendatang. Berdasarkan pengamatan penulis di media sosial Facebook. Studi kasus group Facebook Nuansa Halmahera Tengah. Banyak tulisan bersiliweran menjagokan berbagai figur untuk pilkada  (Bupati) Halmahera Tengah 2024-2029. Sayangnya berbagai narasi itu hanya memperlihatkan watak rasis dan fanatisme buta. Tak ada satupun yang membedah rekam jejak dan ideologi para figur.

Hal demikian menggugat penulis untuk membangun narasi tandingan agar menjadi diskursus baru, kritis dan ilmiah. Wabil khusus para pendukung figur-figur yang dipuja-puji. Penting disadari bahwa momentum pilkada mendatang, dalam prakondisinya harus memberikan pendidikan politik (pertarungan gagasan dan strategi) agar bisa membangkitkan kesadaran politik rakyat.

Berkaitan dengan para figur yang disodorkan. Untuk memahami rekam jejak dan ideologi mereka. Maka penulis akan menggunakan pendekatan materialisme historis. Karena tanpa bersandar pada pisau analisa ini, maka kesimpulan terkait para figur berakhir pada rasisme dan fanatisme buta.

Bagi penulis dalam pendekatan materialisme historis. Figur yang ramai diperbincangkan pada group Facebook tersebut, walau memiliki rekam jejak pribadi yang berbeda. Tetapi rekam jejak  politik mereka lahir dari kekuasaan oligarki. Memiliki kesamaan ideologi. Yaitu penganut ideologi kapitalisme. Apalagi kalau figur-figur ini akan diusung oleh partai oligarki.

Penulis ingin membawa para pembaca terkhususnya masyarakat Halmahera Tengah pada tema lain. Penulis menawarkan penting mengkonsolidasikan Koalisi Alternatif untuk mengusung Calon Bupati alternatif. Penulis meyakini dari ratusan ribu orang di Halmahera Tengah pasti ada orang-orang yang mempunyai visi Halmahera Tengah yang lebih baik, punya integritas baik dan tentu saja cukup populer, cukup punya pengaruh, dan paling penting adalah percaya pada rakyat.

Koalisi Alternatif ini harus berprinsip pada demokrasi Partisipatoris. Bahwa Koalisi Alternatif tidak hanya mengkonsolidasikan kekuatan Partai Politik (bukan partai oligarki) bersepakat. Namun juga harus melibatkan masyarakat seperti kaum buruh, petani, nelayan, kaum muda, dan masyarakat biasa Halmahera Tengah. Tak hanya dilibatkan untuk sekedar menjadi pendukung. Tapi harus terlibat sampai pada pengambilan keputusan politik. Dalam mengusung figur menjadi Calon Bupati Koalisi Alternatif harus mengadakan referendum, jejak pendapat dan konsultasi publik dari tingkat desa, pabrik, hingga kota terkait figur yang diusung. Kenapa demikian?

Karena Halmahera Tengah saat ini sebagai sebuah daerah yang telah berevolusi sebagai daerah industri (kapitalis). Bupati yang memimpin harus mendapatkan Trust  dari rakyat,  memilik analisa kelas, berani menuliskan pikiran-pikiranya serta memperdebatkan, paham betul terkait geopolitik global, berani berpihak pada kaum buruh dan masyarakat biasa, paham mengenai HAM dan etika lingkungan dalam makna kepemimpinan alternatif.

Jika Koalisi Alternatif untuk mengusung figur alternatif disetujui maka langkah pertama harus membangun struktur hingga ketingkatakn RT/RW yang melibatkan rakyat. Kemudian kedua memetakan orang-orang yang disepakati untuk diusung menjadi Calon Bupati Alternatif. Ketiga meminta pandangan para akademisi maupun jurnalis. Keempat menguji gagasan para figur ditengah-tengah masayarakat melalui diskusi maupun dialog.
Kelima melakukan referendum untuk menemukan Calon Bupati yang dipercaya mayoritas rakyat untuk bertarung pada Pilkada  November 2024.

Akhir kata dari penulis “ Tugas seorang pemimpin tak hanya memikirkan makan dan minum keluarganya. Tetapi tugas paling mendasar dari seorang pemimpin ia harus memikirkan dan menyediakan makan dan minum bergizi untuk rakyat”

(Editor: Rosihan Anwar).
Penulis: Ali Akbar Muhammad (Warga Halmahera Tengah/ Wasek Exco Partai Buruh Wilayah Maluku Utara).