Budi Gautama Angkat Bicara: Ketua DPC AWI Kota Pontianak Desak Aparat Usut Dugaan Impor Ilegal Bawang Putih Merek Panda di Kota Pontianak Pontianak – Tim Monitoring Aliansi wartawan Indonesia (AWI) Kota Pontianak mencatat meningkatnya sorotan publik terhadap dugaan praktik impor ilegal bawang putih merek “Panda”yang beredar luas di Kalimantan Barat, khususnya di Kota Pontianak. Kasus ini dinilai bukan sekadar persoalan tata niaga, melainkan berpotensi menjadi pintu masuk mafia pangan yang merugikan negara, melemahkan pasar lokal, dan mengancam kedaulatan pangan.
Ketua DPC AWI Kota Pontianak, Budi Gautama, angkat bicara dan menegaskan bahwa aparat penegak hukum tidak boleh tinggal diam. Ia mendesak agar investigasi segera dilakukan secara terbuka dan profesional.
“Penegakan hukum harus tegas dan transparan. Jangan sampai rakyat menjadi korban permainan impor ilegal yang jelas-jelas merugikan petani dan konsumen. Jika dibiarkan, praktik semacam ini akan menjadi preseden buruk,” tegas Budi Gautama.
Tim Monitoring AWI mempertanyakan, bagaimana produk bawang putih merek “Panda” yang diduga tidak memenuhi ketentuan impor bisa begitu mudah masuk dan beredar di pasar lokal? Apakah ada kelalaian pengawasan di pintu masuk distribusi? Atau justru terdapat dugaan keterlibatan oknum tertentu yang meloloskan barang impor ilegal tersebut?
Lebih jauh, publik juga menyoroti kemungkinan adanya “jaringan distribusi terorganisir” yang mengendalikan peredaran bawang putih impor ilegal di wilayah Kalbar. Jika benar demikian, maka kasus ini bukan hanya sekadar pelanggaran administrasi perdagangan, melainkan sudah menyentuh ranah kejahatan ekonomi terstruktur.
AWI menegaskan, aparat kepolisian, bea cukai, hingga instansi perdagangan tidak boleh saling melempar tanggung jawab. Penanganan harus jelas, cepat, dan tuntas, agar tidak menimbulkan kecurigaan bahwa ada “permainan di balik layar” yang melindungi praktik impor ilegal ini.(Z./BD/Tim)
Z