Kader PMII Kota Pariaman Harus Belajar dan Paham Sejarah Bangsa

Pariaman,  perskpknews.com/

Kader Pergerakan mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pariaman harus belajar dan paham dengan sejarah. Karena sejarah tidak bisa dilepaskan dari kondisi yang terjadi saat ini dan masa mendatang.

Demikian diungkapkan Pendiri PMII Kota Pariaman Armaidi Tanjung, Jumat (5/4/2024) pada follow up Mapaba PMII Komisariat IAI Sumbar di Pauh, Pariaman Tengah Kota Pariaman. Follow up dihadiri Ketua  Pengurus Cabang PMII Kota Pariaman Barlianiti Fariesta Afrilied, Dosen IAI Sumbar Nora Afnita, M.Pd dan Ketua Pengurus Komisariat IAI Sumbar Wulandari.

Dikatakan Armaidi, pengetahuan sejarah tersebut penting dipahami kader PMII agar tidak tersesat dalam bersikap dan bertindak. “Karena tidak mau memahami sejarah, seseorang bisa mengambil hak orang lain, atau hak yang dimilikinya juga bisa diambil orang lain,” kata Armaidi penulis buku ini.

Menurut Armaidi, sebagai anak bangsa Indonesia, sesuai dengan nama organisasi PMII, ada kata Indonesianya, maka kader PMII harus pula memahami sejarah bangsa Indonesia. Bagaimana bangsa Indonesia diperjuangkan  dan dipertahankan oleh para pendiri bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia lahir dari tokoh-tokoh pemikir, pembaca dan pencinta buku, sehingga mereka banyak melahirkan karya buku yang sampai sekarang masih bisa dibaca.

“Pikiran-pikiran dari tokoh bangsa tersebut dan perjalanan bangsa Indonesia perlu dipahami dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga kader PMII juga memahami bagaimana bangsa  Indonesia berproses hingga hari ini,” kata Armaidi yang juga Sekretaris DPD SatuPena Sumatera Barat ini.

Sebagai kader PMII Pariaman, juga harus mengetahui sejarah PMII di Kota Pariaman. Kehadiran PMII di Kota Pariaman diawali mandat dari PB PMII tertanggal 6 Mei 2007 kepada Armaidi Tanjung dan Rahmat Tuanku Sulaiman. Kemudian diselenggarakan Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) 7-8 Juli 2007. Selanjutnya pengusulan penetapan kepengurusan periode 2007-2009 tertanggal 15 Agustus 2007. Itulah pertama kali kepengurusan yang diusulkan ke Pengurus Besar PMII, tutur Armaidi menambahkan.

Sedangkan sejarah kehidupan diri sendiri sebagai anggota keluarga, juga perlu diketahui. Tidak hanya mengetahui siapa orang tua kita, tapi juga perlu mengetahui sejarah keluarga sendiri. Misalnya, siapa saja kerabat dekat dari orang tua, kakek nenek, dan seterusnya. “Jangan karena tidak mau tahu dengan sejarah keluarga sendiri, akhirnya muncul konflik di tengah keluarga. Ini terutama terkait dengan harta pusaka peninggalan dari orang tua,” kata Armaidi lagi.

Ketua  Pengurus Cabang PMII Kota Pariaman Barlianiti Fariesta Afrilied juga menambahkan, pemahaman sejarah PMII lokal ini memang penting bagi kader PMII Kota Pariaman. “Banyak kader yang belum mengetahuinya, sehingga berpikiran lain terhadap seseorang yang sesungguhnya memiliki peran penting di PMII. Mudah-mudahan ke depan semakin banyak kader PMII yang memahami sejarah dirinya sendiri,” kata Barlianiti Fariesta Afrilied yang akrab disapa Resta ini.

Usai Follow Up, dilanjutkan berbuka bersama di salah satu tempat kuliner di Kota Pariaman. (R/*)