KAYONG UTARA, 27 Juli 2025 — Ketua KPK Tipikor Kalimantan Barat, Misransyah, melakukan kunjungan langsung ke pelosok desa sebagai bagian dari misi sosial dan pengawasan keadilan sosial di wilayah pedesaan. Salah satu lokasi yang disambangi adalah rumah milik Bapak Rahimin, warga Desa Matan Jaya, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara.
Kondisi rumah yang ditempati oleh Rahimin atau yang akrab disapa Pak Asan, memprihatinkan. Berdindingkan papan bekas, beratapkan seng tua, dan bertongkatkan kayu seadanya, gubuk sederhana itu menjadi tempat berteduh satu keluarga yang tengah berjuang hidup dalam garis kemiskinan.
“Pondok ini bahan-bahannya dari pemberian teman. Pernah juga ditimpa dahan kayu durian, hampir roboh sebelah rumah. Untung waktu itu saya lagi di bawah, tidak kena. Alhamdulillah, sudah saya perbaiki sedikit-sedikit,” ucap Pak Rahimin kepada awak media KPK Tipikor News yang didampingi Misransyah.
Kondisi kehidupan keluarga ini pun menyentuh hati. Tidak ada kompor gas di dapur mereka. Pak Rahimin hanya bisa memasak menggunakan kayu bakar, karena tak mampu membeli gas elpiji.
“Gas itu mahal, tukar tabung saja bisa sampai lima puluh ribu. Saya tak sanggup. Istri saya sedang sakit, pekerjaan saya pun tidak tentu. Kalau ada orang suruh tebas, baru dapat upah. Kalau tidak, ya menganggur. Makan pun seadanya,” ungkapnya lirih sambil meneteskan air mata.
Ketika ditanya tentang bantuan dari pemerintah, Rahimin hanya menjawab ia menerima bantuan lansia, itu pun tanpa tahu jumlah pastinya. “Saya cuma tahu dapat, tapi berapa besarannya, saya tidak tahu. Tak pernah juga dapat bantuan dari pola kemitraan kebun sawit. Dari PT SMP dan PT CUS pun saya tidak dapat, saya berani bersumpah,” tegasnya.
Salah satu permasalahan lain yang dihadapi adalah keterbatasan penerangan. Listrik desa hanya hidup dari pukul 17.30 sampai pukul 22.00. Selebihnya, mereka hanya mengandalkan aki kecil tenaga surya yang tak cukup untuk menerangi malam.
“Paling dari jam sepuluh malam sampai sebelas, pakai aki surya. Setelah itu mati. Jadi sampai pagi gelap, nunggu siang baru terang,” jelas Rahimin.
Ironisnya, istri Rahimin yang sedang sakit harus menumpang di rumah anaknya yang berada di seberang gubuk mereka, karena kondisi rumah utama tidak memadai untuk perawatan.
Kunjungan KPK Tipikor Kalbar ini menjadi alarm bagi para pemangku kebijakan daerah untuk membuka mata atas realita kemiskinan yang nyata di depan mata. Ketua KPK Tipikor Kalbar, Misransyah, berjanji akan menindaklanjuti temuan ini dan mendesak pemerintah setempat agar lebih serius memperhatikan rakyat kecil.
“Negara tidak boleh kalah dengan kemiskinan dan ketidakadilan,” tegas Misransyah. “Kami akan kawal hak-hak masyarakat miskin hingga tuntas.”
Redaksi: KPK Tipikor News Kalimantan Barat
Reporter: Tim Investigasi Desa
Tanggal: Minggu, 27 Juli 2025
