Retakan pada proyek pengamanan tebing Sungai Kapuas–Sungai Melawi di Kabupaten Sintang kembali jadi sorotan. Struktur yang dibangun sejak 2023 dan berlanjut pada 2024 itu dilaporkan mulai miring dan retak, hanya beberapa bulan setelah selesai dikerjakan.
Kondisi ini mendorong Tim Investigasi Nasional Start Time News mengirimkan surat resmi kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I. Dalam surat tertanggal 25 Juli 2025 itu, tim mencatat sejumlah kejanggalan teknis dan hukum, serta mempertanyakan daya tahan proyek yang menelan anggaran negara.
Retak Sejak Awal, Bukan Masalah Biasa
Retakan yang muncul di kawasan tebing basah dianggap sebagai tanda awal gangguan struktur. Merujuk pada SNI 2847:2019, kondisi ini perlu ditanggapi serius karena menyangkut stabilitas bangunan.
Pihak BWS sebelumnya menyebut faktor alam, seperti kondisi tanah labil dan naik-turunnya muka air sungai, sebagai penyebab. Namun tim investigasi menilai alasan itu tak cukup kuat. Menurut aturan teknis Permen PUPR No. 22 Tahun 2018, proyek di lokasi seperti ini semestinya diawali dengan kajian geoteknik dan hidrologi yang menyeluruh.
Desak Buka Data Proyek
Tim investigasi juga mendorong keterbukaan informasi publik terkait dokumen proyek. Permintaan ini mengacu pada UU No. 14 Tahun 2008. Beberapa dokumen penting yang diminta di antaranya:
Gambar rencana dan pelaksanaan di lapangan
Log harian pengawasan proyek
Rencana Mutu Proyek (RMP)
Hasil uji laboratorium tanah dan beton
Ketiadaan akses terhadap data ini bisa membuka celah penyimpangan dan menyulitkan pengawasan publik terhadap pelaksanaan anggaran negara.
Empat Usulan Perbaikan
Surat dari tim investigasi juga memuat empat poin yang dianggap perlu segera ditindaklanjuti:
1. Audit teknis menyeluruh oleh tim independen
2. Publikasi terbuka hasil audit
3. Perbaikan struktur sesuai standar keselamatan tinggi
4. Pelibatan masyarakat, media, dan LSM dalam pengawasan lanjutan
Transparansi Jadi Kunci
Tim investigasi menutup suratnya dengan mengingatkan bahwa proyek infrastruktur bukan hanya soal beton dan teknis. Ini soal kepercayaan rakyat terhadap negara.
> “Kalau proyek baru setahun sudah retak, yang rusak bukan cuma bangunannya, tapi juga kepercayaan publik,” tim media.